Sunday, 15 October 2017

Terlena..


Sajak Nukilan Hamka.  


Terlena dari melakukan taubat nasuha di dunia seumpama membiarkan dosa kita dilebur dengan api neraka di akhirat.  Pilihan ada pada kita...Kiasan Melayu menyebut, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.

TERLENA.....
Waktu berlalu begitu pantas
Menipu kita yg terlena
Belum sempat berzikir diwaktu pagi.. hari sudah menjelang siang..
Belum sempat bersedekah pagi.. matahari sudah meninggi..
Niat pukul 9 pagi hendak solat Dhuha.. tiba2 azan zuhr sudah terdengar
Teringin membaca setiap pagi 1 juzuk al Quran.. menambah hafalan satu hari satu ayat… itu pun tidak dilakukan
Rancangan utk tidak akan melewatkan malam, melalui mlm kecuali dengan solat tahajjud dan witir walaupun hanya 3 rakaat …. semua tinggal angan2

Beginikah berterusannya nasib hidup menghabiskan umur?
Sekadar berseronok dengan usia
Lalu tiba2..menjelmalah usia di angka 30 
Sebentar kemudian 40
Tidak lama terasa menjadi 50 
Dan kemudian.. orang mula memanggil kita dengan panggilan tokwan, nek, opah..menandakan kita sudah tua
Lalu sambil menunggu sakaratul maut tiba
Diperlihatkan catatan amal yg kita pernah buat
Astaghfirullah...
Ternyata sedekahku tidak seberapa  dan infaqku cuma sekadarnya shj
Mengajarkan ilmu tidak pernah ada
Silaturrahim tidak pernah dibuat 
justeru
Apakah roh ini tidak akan melolong meraung menjerit menahan kesakitan disaat berpisah daripada tubuh ketika sakaratul maut
Tambahkan usiaku ya Allah... aku memerlukan waktu lagi dan lagi dan lagi 
utk beramal sebelum engkau akhiri ajalku
Belum cukupkan kita menyia-yiakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 thn
Perlu berapa rahun lagikah utk mengulang siang, mengulang pagi, mengulang petang dan mlm?. 
Perlu berapa minggu, berapa bulan, berapa tahun lagi agar kita benar2 bersedia utk mati
Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala
Maka seribu tahun tidak akan pernah cukup bagi orang2 yg terlena.



No comments:

Post a Comment